Sanksi Adat Terhadap Jarimah Khalwat perspektif Fikih Jinayah: Studi di Gampong Tungkop Kecamatan Sungai Mas Kabupaten Aceh Barat

Authors

  • Lisa Hayati STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh, Aceh, Indonesia Author
  • Husamuddin MZ STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh, Aceh, Indonesia Author
  • Sumardi Efendi STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh, Aceh, Indonesia Author

DOI:

https://doi.org/10.71153/jimmi.v1i2.107

Keywords:

Sanksi Adat, Jarimah, Khalwat, Fikih Jinayah

Abstract

Gampong Tungkop yang merupakan salah satu Gampong yang berada di dalam  Kecamatan Sungai Mas Kabupaten Aceh Barat. Dalam penyelenggaraan perselisihan adat di Gampong tunduk pada aturan qanun yang berlaku di Aceh, termasuk penanganan sengketa adat dalam bidang khalwat. Penanganannya diselesaikan secara peradilan adat dengan sanksi sesuai dengan ketentuan adat di Gampong Tungkop. Tujuan dari penelitian ini (1) untuk mengetahui pelaksanaan sanksi adat terhadap jarimah khalwat di Gampong Tungkop Kecamatan Sungai Mas, (2) untuk mengetahui kendala pelaksanaan sanksi adat terhadap jarimah  khalwat di Gampong Tungkop Kecamatan Sungai Mas. (3) untuk mengetahui tinjauan fiqih jinayah terhadap pelaksanaan sanksi adat terhadap jarimah khalwat di Gampong Tungkop Kecamatan Sungai Mas. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Subjek penelitian ini terdiri dari 4 orang aparatur Gampong Tungkop dnegan teknik subjek penelitian menggunakan sampel purposive. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan wawancara dan dokumentasi. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa (1) Pelaksanaan sanksi adat terhadap jarimah khalwat di Gampong Tungkop dilakukan melalui persidangan adat Gampong yang dihadiri pelaku khalwat, orang tua dari kedua belah pihak pelaku khalwat, saksi dan aparatur Gampong Tungkop. Sanksi adat yang dijatuhkan terhadap pelaku berupa peringatan, nasehati, membuat surat pernyataan maaf, denda sebesar Rp.5000.000 sampai Rp. 7.000.000,- dan pengusiran dari kampung. (2) Kendala pelaksanaan sanksi adat terhadap jarimah khalwat di Gampong Tungkop Kecamatan Sungai Mas disebabkan masyarakat yang masih kurang kesadaran dalam menjalankan Reusam gampong, kurang kepercayaan masyarakat terhadap peradilan gampong yang dilakukan. (3) Sanksi adat bagi jarimah khalwat berupa peringatan, nasehat, membayar denda dan pengusiran dari kampung halaman merupakan sanksi hukuman katagori sanksi ta’zir. Sanksi adat yang dijathui kepada pelaku khalwat di gampong Tungkop ditentukan oleh aparatur gampong Tungkop sebagai penguasa. Jadi sanksi adat bagi jarimah khalwat di Gampong Tungkop sudah sejalan dengan perspektif dalam fikih jinayah.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Adami, K. (2023). Penanganan Tindak Pidana Khalwat Di Kabupaten Nagan Raya Berdasarkan Peraturan Perundang-undangan. Maqasidi: Jurnal Syariah Dan Hukum, 3(1), 68–81. https://doi.org/10.47498/maqasidi.vi.2016

Adinda, D., Salam, A., Ramadhan, A., Narendra, A., Anasti, M., & Yanto, J. (2024). Politik Hukum Dalam Pembaharuan Hukum Pidana di Indonesia. Wathan: Jurnal Ilmu Sosial Dan Humaniora, 1(1), 12–25.

Andriyadi, F. (2022). Status Adat yang Terbentuk dalam Masa Pandemi. Maqasidi: Jurnal Syariah Dan Hukum, 2(2), 104–112. https://doi.org/10.47498/maqasidi.vi.1429

Anshari, N., & Aminah, A. (2022). Kewenangan Peradilan Adat di Aceh Menurut Qanun No. 10 Tahun 2008 Tentang Lembaga Adat. Maqasidi: Jurnal Syariah Dan Hukum, 2(2), 93–103. https://doi.org/10.47498/maqasidi.vi.1356

Bakar, A. A. (2005). Syari’at Islam di Provinsi NAD, Pradigma, Kebijakan dan Kegiatan. Dinas Syari’at Islam Provinsi NAD.

Bakar, A. A. (2008). Penerapan Syariat Islam di Aceh: Upaya Penyusunan Fiqih dalam Negara Bangsa. Dinas Syariat Islam Provinsi.

Efendi, S. (2019). Tinjauan Yuridis Terhadap Jarimah Zina Oleh Anak di Bawah Umur Menurut Hukum Positif dan Fiqh Jinayah. Syarah: Jurnal Hukum Islam, 8(1), 115–136. https://ejurnal.iainlhokseumawe.ac.id/index.php/syarah/issue/view/23/syr6

Efendi, S. (2021). Sanksi Kejahatan Pelecehan Seksual Menurut KUHP dan Qanun Aceh No. 6 Tahun 2014 Tentang Hukum Jinayat. Shibghah: Journal of Muslim Societies, 3(1), 31–49.

Efendi, S., Akbar, K., & Khalidi, M. (2024). Exploring Criminal Punishments: A Comparative Review of Islamic and Indonesian Law. FUQAHA Journal of Islamic Law, 1(1), 13-22.

Firmansyah, A., Setiawan, D., Pratama, F., Marwan, T., Almanda, A., Oktarianda, S., Zulkarnen, Satrio, I., Saputra, I., Juna, A. M., & Rohman Firmansyah, A. (2024). Putusan Pengadilan Sebagai Sumber Hukum Yurispudensi. Wathan: Jurnal Ilmu Sosial Dan Humaniora, 1(2), 136–146.

Qanun Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Nomor 14 Tahun 2003 Tentang Khalwat (Mesum), (2003).

Qanun Nomor 9 Tahun 2008 tentang Pembinaan Kehidupan Adat dan Adat Istiadat, (2008).

Husamuddin, H., & Liana, E. (2021). Penyelesaian Jarīmah Incest Dalam Fikih Jinayah (Studi di Gampong Lawe Sawah Kec. Kluet Timur Kab. Aceh Selatan). MAQASIDI: Jurnal Syariah Dan Hukum, 1(2), 74–85. https://doi.org/10.47498/maqasidi.v1i2.879

Ihsan, M. (2023). Dualisme Kewenangan Penyelesaian Sengketa Antara Mahkamah Syar’iyah dan Lembaga Peradilan Adat. Tanfidziy: Jurnal Hukum Tata Negara Dan Siyasah, Vol. 2(No. 1), 1–19.

Iskandar, M., & Alidar, E. (2020). Otoritas Lembaga Adat dalam Penyelesaian Kasus Khalwat di Aceh. Dinas Syariat Islam Aceh.

Mukhlis. (2014). Keistimewaan Dan Kekhususan Aceh Dalam Perspektif Negara Kesatuan Republik Indonesia. Jurnal Ilmu Hukum, 5(1), 89.

Mulizar. (2022). Hukuman Terhadap Pelaku Khalwat di Aceh Perspektif Maqashid al-Syariah. Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.

Muslich, A. W. (2004). Pengantar dan Asas Hukum Pidana Islam Fikih Jinayah. Sinar Grafika.

Putri, N. K., Simeulu, A., Fitri, F. A., Trilia, I., Mulitalia, & Adisma, M. F. (2024). Disharmonisasi Peraturan Perundang-Undangan di Indonesia Antara Bentuk Penyebab dan Solusi. Wathan: Jurnal Ilmu Sosial Dan Humaniora, 1(1), 55–63.

Rahma, I. (2017). Tinjauan Yuridis Tentang Sistem Peradilan Pidana. Al-Qadha: Jurnal Hukum Islam Dan Perundang-Undangan, 4(1), 34–59.

Ramadhani, W. (2020). Eksistensi Qanun Nomor 9 Tahun 2008 dalam Penyelesaian Tindak Pidana Penganiayan Ringan di Kota Langsa. Legalite : Jurnal Perundang Undangan Dan Hukum Pidana Islam, Vol 5(No. 1), 30–52.

Sarong, H., Abbas, S., & Mahdi, M. (2021). Kewenangan Mahkamah Syar’iyah dalam Wilayah Otonomi Aceh. Syarah: Jurnal Hukum Islam & Ekonomi, 10(1). https://doi.org/10.47766/syarah.v10i1.220

Susantri, Y., & Hidayat, R. (2020). Perda, Qanun, dan Perdasi Dalam Sistem Hukum Nasional. Syiah Kuala Law Journal, 4(1), 33–44. https://doi.org/10.24815/sklj.v4i1.16595

Utami, A., Sukiakhy, K. M., & Jummi, C. V. R. (2022). Proses Penyusunan Qanun Provinsi Aceh Tentang Khalwat (Mesum). MAQASIDI: Jurnal Syariah Dan Hukum, 2(1), 15–30. https://doi.org/10.47498/maqasidi.vi.1004

Downloads

Published

2024-06-28

How to Cite

Hayati, L., MZ, H., & Efendi, S. (2024). Sanksi Adat Terhadap Jarimah Khalwat perspektif Fikih Jinayah: Studi di Gampong Tungkop Kecamatan Sungai Mas Kabupaten Aceh Barat. Jimmi: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Multidisiplin, 1(2), 151-165. https://doi.org/10.71153/jimmi.v1i2.107