Perkembangan Qanun Aceh Dalam Perubahan Sosial dan Politik di Aceh

Authors

  • Anjas Putra Pradana STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh, Aceh, Indonesia Author
  • Devin Akbar STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh, Aceh, Indonesia Author
  • Ferdika Ananda STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh, Aceh, Indonesia Author
  • Husaini Husaini STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh, Aceh, Indonesia Author
  • Mufti Akbar STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh, Aceh, Indonesia Author
  • Verra Noviana STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh, Aceh, Indonesia Author
  • Zelfi Yumna STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh, Aceh, Indonesia Author
  • Zulfiadi Agus Syahputra STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh, Aceh, Indonesia Author

DOI:

https://doi.org/10.71153/jimmi.v1i1.100

Keywords:

Qanun Aceh, Perubahan Sosial, Politik

Abstract

Artikel ini membahas perkembangan qanun di Aceh dalam konteks perubahan sosial dan politik yang terjadi di daerah tersebut. Qanun, yang merupakan produk hukum khas Aceh, memiliki akar sejarah yang kuat sejak masa Kesultanan Aceh Darussalam pada abad ke-16, ketika hukum Islam menjadi landasan utama dalam mengatur kehidupan masyarakat. Setelah era kolonialisme Belanda dan masa kemerdekaan Indonesia, perjuangan masyarakat Aceh untuk mempertahankan identitas Islam mereka tercapai dengan adanya pengakuan resmi melalui berbagai undang-undang otonomi khusus. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 1999 dan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2001 menandai kebangkitan kembali qanun sebagai instrumen hukum yang penting di Aceh. Perubahan sosial dan politik, terutama setelah tragedi tsunami tahun 2004 dan perjanjian damai Helsinki tahun 2005, membawa stabilitas dan membuka jalan bagi rekonstruksi serta pembangunan di Aceh. Dalam konteks ini, qanun dikembangkan untuk mendukung proses tersebut, mencakup berbagai bidang seperti hukum pidana, ekonomi syariah, pendidikan, dan tata kelola pemerintahan. Misalnya, Qanun Jinayat yang mengatur tentang tindak pidana dan sanksi sesuai syariat Islam sering menjadi sorotan karena tantangan dalam harmonisasi dengan hukum nasional dan isu hak asasi manusia. Perkembangan qanun di bidang ekonomi dan pendidikan menunjukkan adaptasi Aceh terhadap dinamika modern sambil mempertahankan prinsip-prinsip Islam. Qanun tentang ekonomi syariah mengatur kegiatan ekonomi yang adil dan berkeadilan, sementara qanun pendidikan memastikan sistem pendidikan berbasis nilai-nilai Islam. Secara keseluruhan, perkembangan qanun di Aceh mencerminkan respons adaptif terhadap perubahan sosial dan politik, menyeimbangkan nilai-nilai tradisional dengan tuntutan modernisasi dan good governance, serta menunjukkan potensi besar dalam membangun sistem hukum yang berkeadilan dan berkelanjutan di Aceh.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Abbas, S. (2018). Antologi Pemikiran Hukum Syariah di Aceh. CV. Naskah Aceh.

Abbas, S. (2018). Filosofi Pelaksanaan Syariat Islam di Aceh. CV. Naskah Aceh.

Adan, H. Y. (2013). Islam dan Sistem Pemerintahan di Aceh masa Kerajaan Aceh Darussalam. NASA-Ar-Raniry Press.

Adinda, D., Salam, A., Ramadhan, A., Narendra, A., Anasti, M., & Yanto, J. (2024). Politik Hukum Dalam Pembaharuan Hukum Pidana di Indonesia. Wathan: Jurnal Ilmu Sosial Dan Humaniora, 1(1), 12–25.

Bahri, S. (2012). Pelaksanaan Syari’at Islam di Aceh Sebagai Bagian Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Jurnal Dinamika Hukum, 12(2). https://doi.org/10.20884/1.jdh.2012.12.2.62

Cibro, R. (2018). Dari Islam Politik Ke Acehnologi Biografi Pemikiran Kamaruzzaman Bustamam- Ahmad. At-Tafkir, 11(2), 18–39. https://doi.org/10.32505/at.v11i2.733

Cibro, R. (2019). Syariat Yang Bermakrifat. In Islam, Formalisasi Syariat Islam dan Post-Islamisme di Aceh. Bandar Publishing.

Efendi, S., & Hadana, E. S. (2022). Criminal Law and Social Development in Aceh. PROCEEDINGS: Dirundeng International Conference on Islamic Studies, 185–196. https://doi.org/10.47498/dicis.v1i1.1034

Fahira, J. (2024). Kebijakan Politik Kolonial Belanda Dalam Menaklukkan Aceh. WATHAN: Jurnal Ilmu Sosial Dan Humaniora, 1(1), 1–11. https://jurnal.fanshurinstitute.org/index.php/wathan%7C1

Fajri, I., Rahmat, R., Sundawa, D., & Yusoff, M. Z. M. (2021). Pendidikan Nilai dan Moral Dalam Sistem Kurikulum Pendidikan di Aceh. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha, 9(3), 710–724. https://doi.org/https://doi.org/10.23887/jpku.v9i3.38525

Idris, M. N., & Marhaban, N. (2024). Hudud dalam Alquran; Historisitas dan Pengembangan Hukum Islam. Fathir: Jurnal Studi Islam, 1(2), 212–223.

Julimas, A. L., & Yanto, J. (2024). Peran Himpunan Mahasiswa Jurusan Syariah dan Ekonomi Islam dalam Penguatan Syariat Islam di Kalangan Mahasiswa STAIN Meulaboh. Fathir: Jurnal Studi Islam, 1(1), 61–71.

Maslijar, H. (2020). Menyelesaikan Permasalahan Qanun Jinayat Aceh. At-Tasyri’: Jurnal Ilmiah Prodi Muamalah, 12(1), 75. https://doi.org/10.47498/tasyri.v12i01.362

MZ, H., Efendi, S., Khamisan, K., & Risaldi, M. (2023). Keadilan Sebagai Maqāṣid Al-Ḍarūriyyāt Dalam Kebutuhan Sosial Modern. Indonesian Journal of Shariah and Justice, 3(2), 247–268. https://doi.org/10.46339/ijsj.v3i2.47

Putri, N. K., Simeulu, A., Fitri, F. A., Trilia, I., Mulitalia, & Adisma, M. F. (2024). Disharmonisasi Peraturan Perundang-Undangan di Indonesia Antara Bentuk Penyebab dan Solusi. Wathan: Jurnal Ilmu Sosial Dan Humaniora, 1(1), 55–63.

Ramli, R. (2022). Kontribusi Studi Kawasan Bagi Paradigma Keilmuan Acehnologi. Bidayah: Studi Ilmu-Ilmu Keislaman, 13(1), 1–20. https://doi.org/10.47498/bidayah.v13i1.683

Sugiri, A. (2021). Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia Abad VII Sampai Abad XV. A-Empat.

Utami, A., Sukiakhy, K. M., & Jummi, C. V. R. (2022). Proses Penyusunan Qanun Provinsi Aceh Tentang Khalwat (Mesum). MAQASIDI: Jurnal Syariah Dan Hukum, 2(1), 15–30. https://doi.org/10.47498/maqasidi.vi.1004

Downloads

Published

2024-02-29

How to Cite

Pradana, A. P., Akbar, D., Ananda, F., Husaini, H., Akbar, M., Noviana, V., Yumna, Z., & Syahputra, Z. A. (2024). Perkembangan Qanun Aceh Dalam Perubahan Sosial dan Politik di Aceh. Jimmi: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Multidisiplin, 1(1), 64-77. https://doi.org/10.71153/jimmi.v1i1.100