Lafadz Ḥāfiẓ Dalam Al-Qur’an

Authors

  • Ulfatun Nazliah Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh, Aceh, Indonesia Author
  • Maizuddin Maizuddin Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh, Aceh, Indonesia Author
  • Muslim Djuned Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh, Aceh, Indonesia Author

DOI:

https://doi.org/10.71153/fathir.v2i2.216

Keywords:

Lafadz Ḥāfiẓ, Maudhu’i, Tafsir Al-Qur'an

Abstract

Istilah ḥāfiẓ secara luas dikenal sebagai sebutan bagi seseorang yang menghafal Al-Qur'an. Namun, dalam Al-Qur'an, kata ḥāfiẓ tidak semata-mata berarti penghafal Al-Qur'an. Sebaliknya, istilah ini memiliki makna yang lebih luas tergantung pada konteksnya. Allah menyebutkan istilah ḥifẓ dan turunannya sebanyak 22 kali dalam 23 surah, dengan total 44 penyebutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi makna kata ḥāfiẓ dalam Al-Qur'an, berbagai turunannya, serta makna relasionalnya. Penelitian ini merupakan kajian kepustakaan yang menggunakan metode tematik (maudhu'i). Sumber data utama meliputi Al-Qur'an, Tafsῑr al-Ṭabari karya al-Ṭabarῑ, dan Tafsir Fatḥul Qadῑr karya al-Syaukānῑ. Secara umum, istilah ḥāfiẓ dalam Al-Qur'an mencakup tindakan-tindakan yang berkaitan dengan ibadah, seperti ḥāfiẓ al-ṣalāh dalam QS. al-Baqarah: 238, ḥāfiẓ al-furūj dalam QS. al-Mu'minūn, ḥāfiẓ al-amānah dalam QS. Yusuf: 12, ḥāfiẓ al-'amal dalam QS. al-Ṭāriq: 4, ḥāfiẓ al-syaiṭān dalam QS. al-Anbiyā': 82, dan ḥāfiẓ al-Qur'ān dalam QS. al-Ḥijr: 9. Dengan mempertimbangkan makna ḥāfiẓ sebagai penjaga, pelindung, dan pengawas, terdapat karakteristik tertentu yang terkait dengan seorang ḥāfiẓ, yaitu: 1) sebagai penjaga, seorang ḥāfiẓ memiliki sifat amanah, berpengetahuan, disiplin, dan menjauhi dosa. 2) sebagai pelindung, seorang ḥāfiẓ menunjukkan kewibawaan, keberanian, kasih sayang, dan kekuatan. 3) sebagai pengawas, seorang ḥāfiẓ yang menunjukkan ketaatan, ketelitian, dan komitmen terhadap perbuatan baik.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Abdullah, M. (2018). Meneladani Sifat-Sifat Malaikat Allah Sebagai Bentuk Mengimani Adanya Malaikat. Taklim: Jurnal Pendidikan Agama Islam, 16(2), 147–156.

Adnan, Y. (n.d.). DEKLARASI KEASLIAN.

Al-Ashfahani, A.-R. (2017). Kamus al-Qur’an. Alih Bahasa: Ahmad Zaini Dahlan, Jilid, 2.

Al-Baqi, A. (n.d.). al-Mu’jam al-Mufahras li Alfaz al-Quran al-Karim.

Al-Ṭabarī, I. J. (2002). Tafsir Al-Ṭabarī. Jakarta: Pustaka Azzam.

Anis, I. (n.d.). al-Mu’jam al-Wasit. Dar al-Ma’arif.

Asy-Syaukani, M. bin A. bin M. (2011). Fath al-Qadir (Al-Jami‘ bayna Fanni al-Riwayah wa al-Dirayah min ‘ilm al-Tafsir) diterj. oleh Amir Hamzah Fachruddin dengan judul Tafsir Fathul al-Qadīr jilid 11. In 7.

Hamka. (2004). Tafsir Al-Azhar. Pustaka Panjimas.

Miskahuddin, M. (2020). Konsep sabar dalam perspektif al-qur’an. Jurnal Ilmiah Al-Mu’ashirah: Media Kajian Al-Qur’an Dan Al-Hadits Multi Perspektif, 17(2), 196–207.

Muhtadi, A. S. (2013). Beramallah Sekecil Apapun. Mizan Publishing.

Novitasari, L. (2022). Analisis semantik terhadap makna kata Hafiẓa dan derivasinya dalam Alquran. UIN Sunan Gunung Djati.

Pramono, M. F. (2018). Pola-pola Pemeliharaan Al-Qur’an dalam Tinjauan Historis. Al Karima : Jurnal Studi Ilmu Al Quran Dan Tafsir, 1(1), 1. https://doi.org/10.58438/alkarima.v1i1.31

Qardhawi, Y. (2003). Al-Halal wal Haram fil Islam. In Era Intermedia.

Sa’diyah, F. (2021). Kaidah Tafsir. AL-THIQAH: Jurnal Ilmu Keislaman, 4(1).

Saifullah, A. R. (2021). Semantik dan dinamika pergulatan makna. Bumi Aksara.

Wijaya, M., Pratomo, B., Citta, A. B., & Efendi, S. (2025). Metodologi Penelitian: Kombinasi Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan Mixed Methods. PT. Media Penerbit Indonesia.

Downloads

Published

2025-06-08

How to Cite

Nazliah, U., Maizuddin, M., & Djuned, M. (2025). Lafadz Ḥāfiẓ Dalam Al-Qur’an. Fathir: Jurnal Studi Islam, 2(2), 143-166. https://doi.org/10.71153/fathir.v2i2.216